Minggu

seolah-olah menjadi hina padahal kenyataan memang benar-benar hina.



Di dalam hati k uterus tertawa sedikit tersenyum melihat tingkahmu yang selalu berdusta,
rela memupuk kebohongan demi satu ambisi. 

Dengan suara parau sedikit gagap mencoba meraih simpti seolah-olah menjadi hina padahal dalam kenyataan memang benar-benar hina.

Sabtu

ibu dari seorang sang legenda

Menjelang saat kelahiran anak

Detik akhir Ibu hidup dan mati

Namun saat seperti itu yang ia tunggu

Oh hmm

Betapa besar pengorbanannya

Sembilan bulan lamanya menanti

Dengan beban yang ia tanggung sendiri

Doa puji pada-Nya mohon selamat

Oh hmm

Tak pernah terlupa setiap saat

 Dan ia pun selalu berdoa

Bergunalah bagi nusa dan bangsa

Dan bukan menjadi sampah negara

meneriakan arti kehidupan yang dipercayakan tuhan kepadanya.




Hidup hanya sekali, tapi penderitaan datang berkali-kali, mungkin ini yang dapat di ungkapkan oleh seorang pria muda yang mulai berajak dewasa

dengan pakaian yang penuh debu serta alas kaki yang mulai menipis tak tersa tumit sesekali menyentuh panasnya jalan-jalan yang dilewati terus berlari meneriakan dengan sura lantang arti kehidupan yang dipercayakan tuhan kepadanya.

mencoba membirukan langit



Ditepian pantai teriakan kebebasan, kebebasan yang di bayangi  belenggu. Belenggu dari hitam kelamnya kehidupan, belenggu dari kencangnya ikatan kemufikan.
Memang susah untuk untuk meraih sebuah kepercayaan seiring dengan keadaan dan waktu yang dapt merubah kepercayan tersebut. Memang sulit meraih kebahagian seiring dengan tertutupnya ayat-ayat dari lantunan nurani.
Hari ini coba telan semua masa lalu. Hari ini akan kucoba mengenggam semua harapan. Biarlah sang waktu berkata dengan nada marah biarlah hari mewarnai dengan tinta-tinta kelabu tapi Ku coba tetap mebirukan langit hingga langit ketujuh.

duplikjat planet bumi telah di temukan oleh nasa

Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010.
Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang — seperti planet dalam tata surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.

Pengamatan dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang — dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.
Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.
Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.
Sampai saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang potensial seperti Bumi — dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun, analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.
Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.
“Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya,” kata William Borucki, peneliti utama Keppler di Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.
Untuk kali pertamanya, analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa planet-planet alien itu.
Dua planet terbesar dalam sistem ini yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c — ditemukan memiliki diameter yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.
Namun, dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang — mirip Matahari, seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet Kepler adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya, astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan ‘tata surya’ yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi. 

Kembaran Bumi?
Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Kepler.
Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi ‘planet terkecil’ yang dikenal.
“Kami bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil, tapi kami belum mengetahui massanya,” kata Matthew Holman, staf direktur divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang mengkonfirmasi temuan Kepper.
Keppler mengungkapkan, planet ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital sekitar 1,6 hari di Bumi — lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c.
Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat ‘Kembaran Bumi’ mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.
“Salah satu pesan dari pekerjaan ini adalah bahwa Kepler membuat kemajuan menuju tujuan untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya kita.”
Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan.
“Planet-planet ini seperti tidak layak huni,” kata Holman. Diperkirakan temperatur dua planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).
“Temperatur itu jauh di atas titik didih air, maka diduga kuat itu bukan planet berpenghuni. (VIVAnews.com)

Diberdayakan oleh Blogger.