Hidup hanya sekali, tapi penderitaan datang berkali-kali, mungkin ini yang dapat di ungkapkan oleh seorang pria muda yang mulai berajak dewasa
dengan pakaian yang penuh debu serta alas kaki yang mulai menipis tak tersa tumit sesekali menyentuh panasnya jalan-jalan yang dilewati terus berlari meneriakan dengan sura lantang arti kehidupan yang dipercayakan tuhan kepadanya.
dia mencoba terus untuk tetap mendongakan kepala menantang panasnya matahari walaupun sesekali panas itu memburamkan pandangan, akankah di setiap jalan yang dilewati terdapat percikan warna-warna kehidupan yang lain membaur, menyatu dengannya.
0 komentar:
Posting Komentar
mohon bimbingan