Minggu

seolah-olah menjadi hina padahal kenyataan memang benar-benar hina.



Di dalam hati k uterus tertawa sedikit tersenyum melihat tingkahmu yang selalu berdusta,
rela memupuk kebohongan demi satu ambisi. 

Dengan suara parau sedikit gagap mencoba meraih simpti seolah-olah menjadi hina padahal dalam kenyataan memang benar-benar hina.


Sedikit gerakan tangan dan sedikit  pancaran mata keluguan meyakikan kita bahwa semua serasa disurga. 

Berkali-kali di ulangnya kata-kata itulah aku, itulah aku sambil membusungkan dada. 
Ku tahu selantangnya suara mu, setegapnya dadamu tetap membuat hati dan jantungmu gemetar, takut akan lubernya kebusukan takut akan luluhnya kebohongan dan takut akan kehilangan dia.

Dia… ya dia… yang selalu menjadi tameng dalam hidupmu yang selalu menaungimu jika dirimu kepanasan dan dia juga yang selalu memberimu seteguk air keperayaan yang selam ini engkau hianati.

Sadarlah kawan….. memang keadaan mengendalikan dirimu tuk menuju arah itu tapi jangan kau pantulkan harapanya kearah yang tak pasti. Jangan kau korbankan dirinya dan teman-teman terbaikmu demi meraih ambisi sesaatmu.

0 komentar:

Posting Komentar

mohon bimbingan

Diberdayakan oleh Blogger.